Di
dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah diterangkan tentang keutamaan berdzikir kepada
Allah, baik yang sifatnya muqayyad (tertentu dan terikat) yaitu waktu,
bilangannya dan caranya terikat sesuai dengan keterangan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, tidak boleh bagi kita untuk menambah atau mengurangi
bilangannya, atau menentukan waktunya tanpa dalil, atau membuat cara-cara
berdzikir tersendiri tanpa disertai dalil baik dari Al-Qur`an ataupun hadits
yang shahih/hasan, seperti berdzikir secara berjama’ah (lebih jelasnya lihat
kitab Al-Qaulul Mufiid fii Adillatit Tauhiid, Al-Ibdaa’ fii Kamaalisy Syar’i wa
Khatharul Ibtidaa’, Bid’ahnya Dzikir Berjama’ah, dan lain-lain).
Atau
dzikir-dzikir yang sifatnya muthlaq, yaitu dzikir di setiap keadaan baik
berbaring, duduk dan berjalan sebagaimana diterangkan oleh ‘A`isyah bahwa
beliau berdzikir di setiap keadaan (HR. Muslim). Akan tetapi tidak boleh
berdzikir/menyebut nama Allah di tempat-tempat yang kotor dan najis seperti
kamar mandi atau wc.